Rabu, 10 November 2010

Menghentikan Penindasan terhadap Kaum Lemah dan Alam Lingkungan

Gempa 5,6 SR mengguncang Jogjakarta dan Bantul, pada siang hari, Selasa 9/11/2010 (Sumber: JPNN). Laut, gunung, dan bumi-tanah di Indonesia berguncang. Sekali lagi, kami menghantarkan tulisan lanjutan ini dengan kalimat yang sama: Jika para petinggi tak juga menyadari perlunya kembali pada ketetapan Allah untuk negeri ini, maka didorong sifat-Nya Yang Maha Pengasih-Sayang yang menghendaki agar para hamba-Nya segera berlomba-lomba bertaubat, peringatan yang lebih keras bisa jadi akan dilangsungkan-Nya. [Bingkai ke-2 flash di bawah adalah video; mohon maaf, waktu pemuatannya sekitar 3-4 menit] -Admin



Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Rabb-ku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang bodoh (tak tahu haqiqat dari perbuatannya, sehingga merusak lingkungan) di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki (karena ia memilih kesesatan) dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya." (QS 7:155).


...dropcap S...


ebagaimana kita saksikan, negeri ini belum terjauhkan, apalagi terbebaskan dari rongrongan berbagai bencana-kesulitan. Itulah peringatan tajam dan keras dari Allah untuk skala masyarakat bangsa ini, terutama segenap penguasa berkuasa dan ilmuwan penyandang lmu rekayasa yang mendukungnya. Untuk skala pribadi tak banyak berbeda. Haruskan peristiwa bencana kesulitan itu berlalu begitu saja? Di balik rasa kecewa, putus asa, khawatir-cemas dan penyesalan yang terus menerus berulang-kali terjadi pada diri seorang manusia atau suatu kaum, ada isyarat teguran terhadap diri para petinggi yang telah banyak menyimpang dari kelurusan jalan hidup yang Allah tentukan. Sayangnya, hal demikian itu sulit disadari oleh manusia yang terbiasa dengan sikap sombong dan beranggapan diri serba berkemampuan. Sikap itu seyogyanya ditinggalkan dan dilepas-tinggalkan saat merenung. Sulit bagi seorang yang terbiasa mengandalkan kemampuan diri sendiri untuk bangkit dari siksa rasa kecewa, putus asa, khawatir-cemas dan penyesalan berkepanjangan. Sebaliknya bagi yang berkesadaran bahwasanya hal itu merupakan bagian dari isyarat teguran dari Allah, maka sikap dan langkah pertama yang dilakukan adalah bertaubat atas keteledoran sikap yang telah membiarkan diri menyimpang dari kelurusan jalan hidup yang telah Allah tentukan. Ini berlaku baik untuk skala pribadi maupun masyarakat bangsa negeri ini. Dalam hal itu, diri para pemimpin bangsa inilah yang semestinya mempelopori masing-masing kaumnya untuk bertaubat.

Bertaubat murni

Ketenangan dan ketenteraman bagi hati termasuk ketentuan Allah. Tak ada yang dapat meraih kejelas-pastian di balik sesuatu, beramal kebajikan, dimuliakan di antara manusia, hidup damai-tenteram, tak kembali terjerumus pada lubang kesalahan yang lalu, serta selamat di akhirat, ”kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS 26: 89). Hati bersih adalah modal utama mendekat kepada Allah. Membiarkan hati kisruh sama dengan menjauhkan diri dari Allah.

Setelah nyata ada kesungguhan berupaya mewujudkan taubat barulah pertolongan berupa ampunan Allah turunkan, baik untuk skala negeri maupun pribadi. Untuk pribadi, tak jarang upaya mewujudkan taubat itu harus menghadapi kesulitan yang dimunculkan oleh protesan nafsu. Pertolongan berupa ampunan pasti Allah turunkan asalkan manusia tetap sabar-tabah menjalan-buktikan sikap taubatnya. Artinya, ampunan baru akan diberikan kepada seorang hamba setelah ada wujud-nyata dari sikap bertaubat. Bertaubat bukanlah sekedar ucapan lisan mengungkapkan kalimat “istighfar”. Yang sangat menentukan adalah perubahan sikap nyata dari penyimpangan menuju kelurusan jalan hidup. Jelasnya, nafsu yang semula berjalan di bawah gerak-komando logika-diri diubah dan dialihkan agar di bawah gerak-komando petunjuk Allah. Inilah yang dinamakan seseorang telah bertaubat secara murni. Taubat demikian itulah yang mendapatkan nilai ampunan dari Allah. Bagaimana tanda-tanda mendapat ampunan Allah?



Hal yang pertama dapat dirasakan oleh seorang hamba setelah memperoleh ampunan dari Allah adalah dalam segala hal terasa ringan melangkah berkegiatan amal sholeh. Sehingga dengan mudah, tanpa difikir-fikir dan dicari-cari, selalu saja muncul idea-idea dari ‘aqal berupa ketepatan-kepastian mendapatkan celah-celah untuk menutupi lubang-lubang kesalahan diri (mengganti kesalahan dengan amal kebajikan). Karena setiap yang difikir-fikir dan dicari-cari pasti akan jatuh pada sikap logika-nafsu merekayasa. Dengan demikian kapan ‘aqal sulit mendapatkan tuangan idea-idea (salah satunya adalah mendapatkan celah dan kesempatan untuk menutupi lubang-lubang kesalahan diri), itulah tanda diri sedang jatuh dalam perangkap dosa. Berarti ampunan dari Allah belum diperoleh, meskipun taubat telah berulang-ulang kali diungkapkan secara lisan.

Bertaubat munafiq

Itu bukan berarti Allah kikir dalam memberikan ampunan, tetapi tidak ada salahnya bagi seorang hamba yang sadar diri ia akan surut selangkah untuk mengoreksi dirinya boleh jadi dan pasti taubat yang dilakukan adalah taubat bernilai kemunafiqan. Sebaliknya bagi seorang hamba yang benar-benar telah mendapatkan ampunan dari Allah, maka ampunan itu pertama-tama akan didaya-manfaatkannya untuk mendapatkan celah-celah menutupi setumpuk kesalahan diri yang telah dilakukan sebelumnya. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah yang mengandung pengertian susulah kesalahan-kesalahan diri dengan memperbanyak kebaikan yang timbul dari kesadaran diri sendiri tanpa diminta apalagi diperintah. Pada skala masyarakat bangsa, dapatkah para pemimpin negeri ini memimpin rakyatnya untuk surut selangkah dari ketergantungan pada millah Yhd dan hutang pada negeri-negeri yang merupakan benteng-bentengnya?

Sebenarnya mudah bagi manusia menangkap tanda di dalam dirinya apakah ampunan dari Allah telah diperoleh atau belum. Selama kegiatan yang dilangsungkannya belum dapat mencapai tingkat ketepat-pastian mendapatkan celah-celah untuk menutupi ketertinggalan atau kesalahan diri di masa lalu, itulah pertanda ampunan belum diperoleh. Jika demikian yang terjadi, itulah pertanda taubat yang dilangsungkan belumlah dengan kemurnian hati, melainkan dengan kemunafiqan.

Adapun yang dinamakan taubat bermunafiq adalah perbaikan dilangsungkan hanya sesaat yakni ketika dihardik-gugah berbagai bencana-kesulitan atau di saatnya nafsunya tidak lagi mendapatkan perhatian dan pujaan dari sesama. Taubat bermunafiq berciri tak dapat mempertahankan diri berada pada kelurusan jalan Allah. Kalau pun dapat, pasti hanya berlangsung sesaat. Selang beberapa waktu, kelengahan kembali menyeret dirinya pada perilaku sikap diri yang menyimpang dari ketentuan Allah.

Selamanya taubat yang demikian pasti akan membuahkan kembali rasa kecewa dan penyesalan. Taubat bernilai kemunafiqan inilah yang paling banyak dilakukan manusia termasuk ummat Islam selama ini. Maka, sampai saat ini belum ada perubahan nyata yang dapat dilakukan apalagi dirasakan oleh lingkungan. Yang terjadi pada ummat Islam, hanya jatuh dan jatuh kembali dalam lubang kesalahan. Namun demikian perlu diingat, bahwa bukan berarti ciri manusia bertaubat murni tidak pernah melakukan kesalahan. Bagaimanapun sempurnanya manusia pasti ada cacat-celanya. Bagi yang bertaubat murni, jumlah kesalahan dirinya dari waktu ke waktu semakin kecil. Itu diraih berkat titik-pandangnya lurus tertuju pada perbaikan demi perbaikan diri sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah yang artinya “hari ini semakin lebih baik dari hari sebelumnya” (QS 93:4). Ma’na terkandung yang dapat ditimba adalah kesalahan diri dari waktu ke waktu hendaknya semakin kecil terjadi. Tak ada kata putus asa bagi orang beriman. Arti shabar antara lain ialah yakin terhadap sifat Allah Yang Maha Memperbaiki.

Dirangkum dengan beberapa tambahan informasi aktual oleh Taufik Thoyib, dari ceramah-kajian Ki Moenadi MS di Malang, 11 Januari 2000.

Perlu perhatian sangat khusus terhadap peringatan yang tajam dan keras dari Allah terhadap bangsa ini, lewat berbagai bencana. Karena itu kami mengelompokkan tulisan-tulisan lain terkait tema bencana yang telah terbit di weblog ini, sebagai berikut:

Jerat Rantai Bencana-Kesulitan: Agar Bertaubat dengan Menghancurkan Kesombongan Bangunan Millah Yahudi dalam Diri dan Negeri (Sabtu, 30 Oktober 2010)
Bencana-Permasalahan Berantai: Perlawanan Bumi terhadap Penyandang Ilmu Rekayasa dan Penguasa Berkuasa (Selasa, 19 Oktober 2010)
Kebodohan Membuat Manusia Buta terhadap Kasih dan Peringatan Allah (Kamis, 22 April 2010)
Peringatan Bencana Gagal Dimengerti Hati Buta (Kamis, 15 April 2010)


8 komentar:

  1. assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
    melihat tayangan slide bahwa freepor sudah terjual sejak zaman kepemimpinan Ir.Soekarno, apakah kebijakan tersebut sebuah kekhilafan presiden pertama kita? maaf & terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
    ruslan_bachtiar@yahoo.com

    BalasHapus
  2. Wa'alaikum salam wr.wb.,

    Menurut catatan kami (silakan browsing untk informasi tambahan, karena informasi kami pun pasti belum akurat), timbunan emas Grasberg di Irian mulai diendus Belanda tahun 1952. Tahun 1966 mereka mendirikan Freeport di Amerika dan resmi mendapat lisensi sejak Orde Baru, tahun 1967. Kontrak 30 tahun (1967-1997), diperpanjang 30 tahun lagi pada tahn 1991 (1991-2021), dan ditambah 20 tahun pada 2001 (20 tahun + 2021, sampai dengan 2041). Jadi total 74 tahun. Soekarno bisa jadi tak terlibat.

    Catatan tambahan. Jangan lupa bahwa keluarga Yhd Jerman-Rusia (dari suku Batavi, Jerman) adalah keluarga yang sama yang mendominasi kompeni dagang VOC yg kemudian masuk ke Indonesia, dan keluarga yang sama pula yang mendukung gerakan Teosofi masonik dari Helena Blavatsky (bukti bahwa ia berpengaruh kuat pada pemerintah Hindia-Belanda, namanya diabadikan pada awal abad 20 sebagai nama jalan, yaitu Boulevard Blavatsky, yang kini jadi Jl. Merdeka Timur). Jadi mudahlah memahami mengapa ibu kota mereka di Indonesia (Hindia-Belanda), dinamai "Batavia". Di NewYork kita pun bisa menemukan satu daerah dengan nama "Batavia", kampung (township) dimana para migran Belanda membeli sejumlah besar tanah untuk menguasai pasar saham NewYork. Maka tak terlalu kurang alasan untuk menghubungkan penemuan emas oleh Belanda pada tahun 1952, didirikannya Freeport tahun 1966 di Amerika, dimulainya ketergantungan ekonomi Indonesia ke Amerika (lewat "Mafia Berkeley") antara lain dengan kontark Freeport sejak 1967. Namun simpulan penting ialah bahwa singkat kata, Freeport adalah Free(masonry)port. Sebagaimana kita tahu Freemasonry adalah gerakan-politik-Yhd (tunggangan #Iluminati#) untuk mendukung cita-cita IsraelRaya. Selanjutnya silakan browsing untuk mendapatkan informasi bahwa rakyat negeri ini sangat dirugikan, karena di Freeport-Ind, pemerintah hanya mendapat pembagian hasil sebesar 9,3% saja! (ditambah bonus kerusakan atau lebih tepat "BENCANA LINGKUNGAN" yang tak pernah bisa digantikan uang dollar mereka). Sekarang tambang bawah tanah (Deep Ore Zone) di Irian itu adalah yang terbesar di dunia, yang memberikan keuntungan berlipat bagi PT Free(masonry)port-McMoRan Copper & Gold Inc. Untuk apa keuntungan mereka? Pasti untuk membengkokkan Islam! Salam, Glagah Nuswantara -Admin

    BalasHapus
  3. alhamdulillah, terimakasih pak, saya yang salah, tahun 1967-1998 adalah zaman kepemimpinan presiden kedua, sudah tak lagi Ir.Soekarno. Sekali lagi maaf..:D
    Alhamdulillah justru muncul penjelasan lebih lanjut dari bapak tentang freemansory port,semoga bemanfaat, benar2 minta maaf dan terimakasih sangat, wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh
    ruslan_bactiar@yahoo.com

    BalasHapus
  4. Bapak Ruslan belum tentu salah. Pertanyaan bapak wajar saja, karena perubahan kebijakan tak selalu hitam-putih. Pada perioda itu Indonesia demikian rumit, penuh intrik politik dan campur tangan asing, pemerintah, swasta, maupun kelompok trah bisnis (ingat pengaruh keluarga Liem, Li, dsb). Namun, mengingat keadaan sakit parah dan terasingnya Soekarno dari kekuasaan (politik-ekonomi), saya pribadi meyakini beliau tak terlibat dalam "penjualan" atau lebih tepatnya "pengobralan" Irian. Semoga demikian. Yang lebih penting lagi: bagaimana sikap kita rakyat kecil sekarang ini? Salam, Glagah Nuswantara -Admin

    BalasHapus
  5. Assalamu'alaikum wr. wb
    Mungkinkah para petinggi di negara ini belum tahu/belum mengerti/belum sadar utau memang sengaja membiarkan negara ini hancur?
    atau mereka(para petinggi) takut akan dihancurkan(diperangi)?
    saya sudah menulis alamat blog ini ke:http://www.presidensby.info/index.php/layanan/daftarpesan/
    sampai hari ini tulisan saya belum di muat, semoga para petinggi di negara ini sadar.
    yusuf_rudianto@yahoo.com

    BalasHapus
  6. assalamu'alaikum wr,wb.
    Menanggapi tulisan edisi ini, betapa perlunya kesadaran pemimpin negeri dan rakyat untuk segera bertaubat. Sebagai seorang pelaku pendidikan, bagaimana cara simpel untuk bertaubat? Jika melihat penambangan freeport terbayang betapa lemahnya pemerintah negeri ini.
    suryowa@gamil.com

    BalasHapus
  7. Wa'alaikum salaam wr.wb.,

    Tentang bertaubat, PRIORITAS UTAMA dibukakan kepada para petinggi negara (untuk memimpin seluruh bangsa ini bertaubat murni/nasuha). Jika mereka tak dapat (atau tak sungguh-sungguh mengambil kesempatan itu), maka PRIORITAS KEDUA dibukakan bagi kalangan RAKYAT.

    Maka, masing-masing PUTERA-PUTERI NEGERI dari tingkat rakyat kecil berbagai kalangan mesti memulainya dari skala pribadi, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas sesuai dengan kehidupannya. Jika tidak, mohon maaf, lebih pantas mereka disebut BENALU NEGERI. Jika ada putera-puteri negeri yang konsisten dengan langkah bertaubat itu, insya Allah, Allah akhirnya akan menjalin mereka untuk mempergantikan para pemimpin negeri ini. Tiap pribadi bagai butir pasir, Allah yang akan membentuk gunung baru pensetimbang negeri ini.

    Tentang langkah praktisnya, jika kita pelaku pendidikan, yang dapat kita kerjakan antara lain:
    [1] perbaikan akhlaq, dari semua yang belum islami menjadi islami; hal ini dapat diproseskan ke anak didik, setelah kita para pendidik memulainya (akhlaq pergaulan, akhlaq kpd ortu, akhlaq belajar, dst). Dan alangkah indahnya jika "gerakan" itu dilakukan dengan keserempakan rekan-rekan pendidik lain yang muslim, bukan kegiatan individual saja. Dampaknya sangat besar, menurut pengamatan kami selama ini.
    [2] perbaikan keilmuan (substansi keilmuan yang ada sekarang dialih-hijrahkan setapak demi setapak, menjadi keilmuan yang qur'ani). Ini mutlak memerlukan pendalaman Al Qur'an, ketekunan tersendiri, dan waktu yang tak sedikit.
    [3] perbaikan praktek keilmuan (tanpa dikonsepsikan lebih dulu, tetapi langsung praktek saja; yang sudah sangat jelas sesuai dengan kandungan qur'ani misalnya, mengembangkan pertanian organik/non-kimiawi)

    Moohon maaf keterbatasan jawaban ini, untuk lebih detil dapat dilanjutkan ke kajianbudayailmu@yahoo.com, dan mohon tak berkeberatan untuk memperkenalkan diri.

    Salam, Taufik Thoyib -Admin

    BalasHapus
  8. Terima kasih dengan jawabannya. Saya perkenalkan diri saya lewat email kajian budaya ilmu.
    maaf, alamat email yang kemarin, salah tulis.
    suryowa@gmail.com

    BalasHapus

Silakan tinggalkan akun valid e-mail Anda.