Bagaimanakah sesungguhnya perbudakan pola? Pola dapat berlangsung pada tingkat mentalitas atau pun pada tingkat konsep keilmuan. Jika pola ini dikuasai Yhd, itulah wujud nyata dari millah mereka mencengkeram manusia, termasuk ummat Islam.
Silakan tinggalkan akun valid e-mail Anda.
Bahkan merak pun tidak riya', mengapa manusia terjangkit narcissism?
Orang yang dikagumi (selebriti) ada dalam bahaya
Para nabi dan rasul tidak mengikuti asas mayoritas (selebritas)
Ganjaran perbuatan ingin dipuji, dikagumi, terkenal, dan dikenang (RIYA')
Hakikat selebritas: disukai manusia karena Allah mencintainya
Budaya Selebritas: Ingin Terkenal dan Dipuji-puja Manusia
Doa Tak Dikabulkan, karena Matinya Hati
Penghuni Kubur yang Masih Bepergian
Rahasia Zuhud
Dunia menyerahkan dirinya padamu?
Dunia, diibaratkan wanita pelacur yang kejam
Jelmaan Fir'aun pasti tega mengorbankan rakyat
Pemimpin Jahat
Pemimpin bersifat terbuka, bukan penipu rakyatnya
Bangsa ini tak dipimpin untuk mengikuti kaum Fir'aun
Bagai bintang, tajam menembus zaman
Menerima jabatan bukan karena berpamrih atasnya
Wanita sebagai pemimpin
Memilih pemimpin dengan asas mayoritas (selebritas/ popularitas)?
Penguasa, kalian adalah guru bagi rakyat
Pengorbanan pemimpin untuk rakyatnya
Khalifah: melayani kaum lemah
Tauladan Menggempur Takabur
“Tolonglah aku, jika aku benar dan koreksilah aku jika aku salah. Orang-orang yang lemah di antara kalian harus menjadi kuat bersamaku sampai, atas kehendak Allah, haknya telah disyahkan. "Orang-orang yang kuat di antara kalian harus menjadi lemah bersamaku sampai, jika Allah menghendaki, aku akan mengambil apa yang harus dibayarnya”
“Patuhilah aku selama aku patuh kepada Allah dan Rasulullah, bila aku tidak mematuhi Allah dan Rasulullah, jangan patuhi aku lagi. Tidak ada pembicaraan yang baik, jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah swt”
“Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya. Dan jika seseorang tertarik dengan pesona dunianya yang rendah, Allah tidak akan ridha kepadanya selama dia masih menyimpan hal itu dalam hatinya.”
“Kita menemukan kedermawanan dalam taqwa (kesadaran akan Allah), kekayaan dalam yaqin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati. Waspadalah terhadap kebanggaan sebab kalian akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing.”
Ketika beliau dipuji oleh orang-orang, beliau akan berdoa kepada Allah dan berkata, "Ya Allah, Engkau mengenalku lebih baik dari diriku sendiri, dan Aku lebih mengenal diriku daripada orang-orang yang memujiku. Jadikanlah aku lebih baik daripada yang dipikirkan oleh orang-orang ini mengenai diriku, maafkanlah dosa-dosaku yang tidak mereka ketahui, dan janganlah jadikan aku bertanggung jawab atas apa yang mereka katakan.”
“Jika kalian mengharapkan berkah Allah, berbuatlah baik terhadap hamba-hamba-Nya.”
Suatu hari beliau memanggil Umar ra dan menasihatinya sampai Umar menangis. Abu Bakar berkata kepadanya: "Jika engkau memegang nasihatku, engkau akan selamat, dan nasihatku adalah harapkan kematian selalu dan hiduplah sesuai dengannya”.
“Mahasuci Allah yang tidak memberi hamba-hamba-Nya jalan untuk mendapat pengetahuan mengenai-Nya kecuali dengan jalan ketidak-berdayaan mereka dan tidak ada harapan untuk meraih pencapaian itu”.
Dikutip dari web Embun Kehidupan
Makan dari usaha dan tangan sendiri
Tanggungjawab atas makhluq Allah di wilayahnya
Tentang Nabi Daud dan Umar bin Khattab di atas, dikutip dari Al-Ghazali, Nasehat bagi Penguasa, Mizan, 1967, halaman 156
Hawa Nafsu
Mawas diri, mengawasi diri, sibuk meneliti aib diri
Bukan hanya perbudakan jasad, tetapi juga sistem dan mentalitas
Dzikirlah kepada Allah, Gempa Bumi Mengisyaratkan Kematian
Alam makmur-subur adalah rahmat bagi bangsa terhormat
Antara pertolongan dan kesungguhan
Akhlaq: Ukuran Pertama Kepribadian Manusia
Kepastian Kepribadian Manusia Hanya Dapat Diukur dengan Al-Qur’an
Kepribadian Luhur Bangsa-Negeri Indonesia
Fithrah Manusia: Ingin Mengetahui Yang Haqiqi
Kebodohan Membuat Manusia Buta terhadap Kasih dan Peringatan Allah
Peringatan Bencana Gagal Dimengerti Hati Buta
Jihad Membuang Pola Perasaan dan Pikiran Berduga-Sangka
Kesombongan:Buah Berfikir Duga-Sangka yang Menghancur-Binasakan Unsur Ruhaniyah
Rongrongan Iblis terhadap Manusia
PENGANTAR SERI TULISAN INDONESIA RAYA
Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya!
Sadarlah Hatinya, Sadarlah Budinya!
Majulah neg'rinya, Majulah Pandunya
Menyuburkan Kembali Hati dan Tanah yang Tandus
Kebangkitan Negeri: Mengangkat Kembali Harkat-Martabat Bangsa
Bumi Tanah Subur, Makmurlah Rakyat dan Luhurlah Peradabannya
Abaikan Al Qur’an, Hidup Terpecah-Belah
Wanita:Pemimpin atau Ibu Suatu Kaum?
Rindu Bangsa dan Negeri Pertiwi pada Pemimpin Yang Terpimpin Ilaahi Rabbi
Membaca Sesuatu Bersama Logika, atau Bersama Allah?
Belajar & Meneliti : Melaksanakan Perintah "IQRAA BISMI RABBIKAL LADZII KHALAQ"
Merdesa: Merdekakan Desa!
Memahami Ka'bah dari Teori Pythagoras dan Warisan Fir'aun?
Energi Kotor (Dosa) Merusak Fithrah Manusia dan Semesta
Mengentas Mahkota Kefithrahan Diri dan Negeri
Israa’. Indonesia Menembus Kegelapan
Rahasia Sahabat Rekayasa Sekejap Mata
Menyingkap Rahasia Ramadhan
Moral-Akhlaq Bernilai Ilaahiyah Merupakan Mahkota Bangsa
Perekayasa Berita
Bertaubat, Menyelamatkan Kehidupan
Kesuksesan Materi, atau Kemenangan Haqiqi?
Penebar Jaring Dengki
Kunci pembuka pintu kemenangan ummat Islam
Membangun Keterpujian Akhlaq
Kepemurahan Kasih-Sayang
Masyarakat-Bangsa Tercela Menempati Bumi Tanah Tandus
Ketandusan Bumi-Tanah
Bencana-Permasalahan Berantai
Letupan Gunung Merapi
Menghancurkan Kesombongan Bangunan Millah YHD
Menghentikan Penindasan terhadap Kaum Lemah
Memerdekakan Negeri dari Jerat-Bencana
Ketika Dzat Ketenagaan Hidup Melangsungkan Pembaharuan
Negeri Kesayangan dan Ridha Ilaahi (NKRI) Disyukuri dengan Pola Hidup Materialistik?
NKRI: Negara Kleptokrasi Republik Indonesia?
Negeri Kesayangan dan Rahmat Ilaahi (NKRI), Hanya Sesuai dengan Hidup Makmur Bersahaja
Janganlah Membuat Kerusakan di NKRI
NKRI Dikepung Pasukan Gajah?
Fitrah Manusia Merdeka adalah Bertauhid-Murni, Penuh Syukur atas Rahmat Allah
Mensyukuri Fitrah, Berkedudukan Khalifah
Membaca Al Qur’an: Menggali Nilai-Nilai Keilmuannya untuk Kebangkitan Ummat?
Nurani Manusia Menuntut Kebangkitan untuk Meraih Puncak Kesempurnaan Hidup
Fungsikan Hati, untuk Menangkap Isyarat Petunjuk Allah
Curahan Kasih Allah Sucikan Hati Hamba dari Hijab Nilai
Assalamu'alaikum wr.wb.
Tak hanya demikian. Jika fitrah masing-masing teraih kembali, pasti teranyam pula masyarakat kaum beriman sebagaimana ditauladankan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabat setianya. Ada kesamaan pandangan, untuk mengadakan persiapan dan melangkah-nyata dengan teguh dan kokoh. Ada kebersamaan mengolah-lanjut potensi masyarakat dan alam di masing-masing lingkungan hunian kita, sesuai dengan apa yang digaris-tetapkan oleh Allah selaku Sang Maha Pencipta. Indonesia pasti akan bangkit dari keterpurukan panjangnya. Demikian pula negeri saudara-saudara muslim di seluruh dunia.
Jika hal itu belum tercapai, berarti sebagai bahagian dari bangsa Indonesia, kita ummat muslim, sama sekali tak dapat menilai-diri berhasil meraih kemenangan yang dibawa-sajikan oleh Sang Ramadhan. Namun paling tidak, semoga Ramadhan ini menjadikan kita makin gigih dan tetap bersemangat untuk terus berupaya penuh kesungguhan mengadakan perbaikan diri, masyarakat, bangsa, dan negeri.
Taqabballaahu minna wa minkum, minal 'aidiin wal faiziin, seluruh jajaran aktifis Kajian Budaya Ilmu memohon maaf bathiniyah dan lahiriyah, selamat Hari Raya Fithri 1433H,
Wasalamu'alaikum wr. wb.,
Admin/Taufik Thoyib
Bagaimana uraian dan kejelasannya? Silakan unduh Khutbah dari Ustadz Lutfi Fauzan di atas dengan meng-klik tombol-unduh:
versi ringkasan (134KB) atau
versi lengkap-nya (147KB).
Semoga bermanfaat --Admin
"Mungkin hasil yang diraih orang yang berpuasa hanya lapar dan dahaga; dan mungkin hasil yang diraih seorang yang shalat malam hanyalah berjaga" (HR Imam Ahmad).
Bersatu di atas pondasi kekuatan kaki sendiri
Sadarilah samudra rahmat Allah
Berlayarlah di samudera rahmat-karunia Ramadhan
Bersifatlah Pema'af, Bagai Bumi
Perasaan-hati kotor karena terikat dunia (hubbud-dunyaa)
Manusia Makhluq yang Sok Menilai
Ide Islami Diperangi
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan akun valid e-mail Anda.